Kamis, 31 Januari 2013

Membaca Al Qur’an Sampai Khatam (Tamat)

           Bagi seorang mu’min, membaca Al Qur’an telah menjadi kecintaannya. Pada waktu membaca  Al Qur’an, ia sudah merasa seolah-olah jiwanya menghadap kehadirat Allah yang Maha kuasa; menerima amanat dan hikmat suci, memohon limpahan karunia serta rahmat dan pertolonganNya. Membaca Al Qur’an telah menjadi wiridnya (kebiasaannya) yang tertentu baik siang ataupun malam. Dibacanya halaman-demi halaman, surat-demi surat dan juz demi juz, akhirnya sampai khatam (tamat). Tidak ada satu kebahagiaan didalam hati seseorang mu’min melainkan bila dia dapat membaca Al Qur’an sampai khatam. Bila sudah khatam, itulah puncak dari segala kebahagiaan hatinya
         Didalam kitab Ihya’ Ulumuddin, Imam Al Ghazali mencatat beberapa hadits dan riwayat mengenai pembacaan Al Qur’an sampai khatam, digambarkannya, bagaimana para sahabat, dengan keimanan dan keikhlasan hati, berlomba-lomba membaca Al Qur’an sampai khatam, ada yang khatam sehari semalam saja, bahkan ada yang khatam dua kali dalam sehari semalam dan seterusnya. Di dalam sebuah hadits, Rasulullah menyuruh Abdullah bin Umar, supaya mengkhatamkan Al Qur’an sekali dalam seminggu, begitulah para sahabat seperti Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud, dan Ubay bin Ka’ab, telah menjadi wiritannya untuk mengkhatamkan Al Qur’an pada tiap-tiap hari jum’at.
         Adapun mereka yang mengkhatamkan Al Qur’an sekali dalam seminggu, Al Qur’an itu di bagi tujuh, menurut pembagian yang sudah mereka atur. Utsman bin Affan r.a pada malam Jum’at, memulai membacanya dari surat Al Baqarah sampai surat Al Maidah, malam Sabtu dari surat Al An’am sampai surat Hud, malam Ahad surat Yusuf sampai surat Maryam, malam Senin dari surat Thaha sampai surat Al Qashash (Thasiin), malam Selasa surat Al Ankabut sampai surat Shaad, malam Rabu surat Az Zumar ( Tanzil) sampai surat Ar Rahman, malam Kamis surat Al Waqi’ah sampai khatam Al Qur’an. Tapi Ibnu Mas’ud lain lagi membaginya yaitu hari pertama 3 surat, hari kedua 5 surat, hari ke tiga 7 surat, hari ke empat 9 surat, hari ke lima 11 surat, hari ke enam 13 surat, hari ke tujuh surat selebihnya sampai khatam Al Qur’an. Dan ada juga sebagian sahabat khatam sampai satu bulan karna meneliti kandungan yang ada dalam Al Qur’an.

Pengurus Ummi Surabaya 2013


Pembina:
   KH. Ahmad Dzulhilmi Ghozali
Ketua dan Pentashih:
   H. Muzammil Masduqi, S.Ag
Mg. Training:
   Mokhamad Ajib, S.Pd
   Zainul Arifin, S.Ag
Mg. Supervisi:
   Drs. H. Moh. Arif Syueb
   Zainal Arifin, M.Pd.I
Mg. Admin dan Keuangan:
   Hadziq Asy-Syairofi, SHI
   A. Mufti Hidayat, SHI
Mg. Buku:
   Muhammad Ma’ruf, S.Pd.I
   Wirdawati Siahaan, S.Pd.I

Pentingnya Mendengarkan Bacaan Al Qur’an


Oleh: H. Muzammil Masduqi, S.Ag


         Didalam ajaran Islam, bukan membaca Al Qur’an saja yang menjadi ibadah dan mendapat pahala akan tetapi mendengarkan bacaan Al Qur’an pun juga berpahala dan diberi rahmat oleh Allah Swt. bahkan para ulama mengatakan, bahwa mendengarkan orang yang membaca Al Qur’an pahalanya sama dengan orang yang membacanya.
Allah Swt. berfirman dalam surat: 17 Al A’raf ayat: 204.

واذاقرئ القرأن فاستمعواله وأنصتوالعلكم ترحمون (الأعراف -     )

Artinya;“ Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat”.
         Mendengarkan bacaan Al Qur’an dengan baik, dapat menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras serta mendatangkan petunjuk. Dengan demikian begitu besar mu’jizat Al Qur’an sebagai wahyu ilahi, yang tak bosan-bosan orang membaca dan mendengarkannya. Malahan semakin sering orang membaca dan mendengarkannya, semakin terpikat hatinya kepada Al Qur’an: bila Al Qur’an dibaca dengan lidah  yang fashih, dengan suara yang baik dan merdu akan lebih memberi pengaruh kepada jiwa orang yang mendengarkannya dan bertambah imannya. Hal ini digambarkan dalam firman Allah dalam surat Al Anfal ayat: 2.

اانماالمؤنون الذين اذاذكرالله وجلت قلوبهم واذاتليت عليهم أيته زادتهم ايمانا وعلى ربهم يتوكلون ( الأنفال -   
Artinya:” Sesunguhnya orang-orang yang beriman itu, hanyalah mereka yang apabila disebut (nama) Allah, bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”.
         Diriwayatkan bahwa pada suatu malam, Nabi Muhammad Saw. mendengar Abu Musa Al Asy’ ari membaca Al Qur’an sampai jauh malam. Sepulang beliau di rumah, beliau ditanya oleh istri beliau Aisyah r.a. apa sebabnya pulang sampai jauh malam. Rasulullah menjawab, bahwa beliau  terpikat  oleh  kemerduan suara Abu Musa Al Asy’ari membaca Al Qur’an, seperti merdunya suara Nabi Daud As.
         Di dalam riwayat, banyak sekali diceritakan, betapa pengaruh bacaan Al Qur’an pada masa Rasulullah terhadap hati orang-orang kafir yang setelah mendengarkan bacaan  Al Qur’an itu, tidak sedikit hati yang pada mulanya keras dan marah kepada Muhammad  Saw. serta pengikut-pengikutnya, berbalik menjadi lunak dan mau mengikuti ajaran Islam.
         Rasulullah sendiri sangat gemar mendengarkan bacaan Al Qur’an dari orang lain. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori, bahwa Abdullah Ibnu Mas’ud menceritakan,  Rasulullah berkata kepadaku. “ Hai Ibnu Mas’ud bacakanlah Al Qur’an untuk ku!”. Lalu aku menjawab: Apakah aku pula yang membacakan Al Qur’an untukmu, ya Rasulullah, padahal Al Qur’an itu diturunkan Tuhan Kepadamu?’. Rasulullah menjawab       “Aku senang mendengarkan bacaan Al Qur’an itu dari orang lain”.   
         Kemudian Ibnu Mas’ud membacakan beberapa ayat dari surat An Nisa. Maka tatkala Ibnu Mas’ud itu sampai pada ayat 41 dari Surat An Nisa’ yang artinya:

فكيف اذاجئنا من كل امة بشهيد وجئنابك على هؤلاء شهيدا (النساء -     )

Artinya:“ Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul dan Nabi) dari tiap-tiap ummat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai ummatmu)”. 
Sedang ayat itu sangat mengharukan hati Rasulullah, lalu beliau berkata: “Cukuplah sekian saja, ya Ibnu Mas’ud melihat Rasulullah meneteskan air matanya serta menundukkan kepalanya. 

Senin, 03 Desember 2012

Keagungan Al Qur'an Ketika dibaca Tartil (2)


Oleh: H. Muzammil Masduqi, S.Ag

عن ابن عمر. ض. قال رسول الله.ص. لاحسد الافى  اثنين . رجل اتاه الله القران فهو يقوم به اناء الليل واناء النهار . ورجل اتاه الله مالا . فهو ينفقه اناء الليل واناء النهار.
         Sedangkan keutamaan dan kelebihan membaca Al Qur’an, Rasulullah bersabda” ada dua golongan manusia yang sungguh-sunguh orang dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah kitab suci Al Qur’an dan dibacanya siang dan malam dan dia dinugeragi kekayaan harta  dan ia selalu mendermakannya siang dan malam. ( HR. Bukhori Muslim). 
         “ Perumpaaan orang mukmin  yang membaca Al Qur’an, seperti bunga utrujjah  baunya harum dan rasanya lezat, orang mukmin yang tak suka membaca Al Qur’an seperti buah korma rasanya manis  dan baunya tidak begitu harum, orang munafiq yang membaca Al Qur’an ibarat sekuntum bunga baunya harum tapi pait rasanya, dan orang munafiq yang tidak membaca Al Qur’an tak ubahnya seperti buah hanzalah tidak berbau dan rasanya pahit sekali”.   
         “ Kepada kaum yang yang suka berjama’ah di rumah-rumah ibadah, membaca Al Qur’an secara bergiliran dan belajar mengajar terhadap sesamanya, akan turunlah kepadanya  ketenangan  dan ketentraman, akan berlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh malaikat, juga Allah akan selalu mengingat mereka”.
         “ Hendaklah kamu beri nur rumah tanggamu dengan sembahyang dan dengan membaca Al Qur’an.”                                                                                                          
         “ Perbanyaklah membaca Al Qur’an di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah yang tidak ada orang yang membaca Al Qur’an, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan dirumah itu, dan akan banyak sekali kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah”.
            Menurut Ali bin Abi Thalib, pahala orang yang membaca Al Qur’an yaitu: Setiap huruf yang di ucapkan dalam shalat akan mendapat pahala lima puluh (50 ) kebajikan, membaca Al Qur’an di luar sembahyang dalam kondisi berwudhu’ dua puluh lima (25 ) kali kebajikan, dan membaca diluar sembahyang dengan tidak punya wudhu’ pahalanya sepuluh kali kebajikan    ( 10 ).

Selasa, 27 November 2012

Keagungan Al Qur'an Ketika dibaca Tartil

Oleh: H. Muzammil Masduqi, S.Ag

Al Qur’an adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan Allah  kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta.
Setiap mu’min yakin, bahwa membaca Al Qur’an saja, sudah termasuk amalan yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci. Al Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min, baik dikala senang maupun susah, dikala gembira atau dikala sedih, bahkan membaca Al Qur’an dapat menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.
Ada salah satu kisah di zaman Rasulullah Saw. pada suatu ketika datang  seorang kepada sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu Mas’ud r.a meminta nasihat, katanya: “ Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasehat yang dapat menjadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tentram, jiwaku gelisah dan pikirannku kasut, makan tidak enak, tidurpun tidak nyenyak istilah sekarang galau..
Maka Ibnu Mas’ud menasehati: “ Kalau penyakit itu yang menimpamu maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu: 1. Ketempat orang yang membaca Al Qur’an engkau baca Al Qur’an atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya. 2.  Atau engkau pergi ke majlis pengajaran yang mengingatkan hati kepada Allah. 3.  Atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, disana engkau berhalwat menyembah Allah, yaitu waktu ditengah malam buta. Surat 32 ( Assajadah: 16-17 )

تتجافى جنوبُهم عن المضاجع يدعون ربَهم خوفا وطمعا وممارزقنهم ينفقون . فلا تعلم نفس مااخفي لهم من قرة اعين جزاء بماكانويعملون

Artinya; Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mwereka berdo’a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan merka dan mereka mengimfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka . Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang di sembunyikan untuk mereka  yaitu( bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang kerjakan.
Setelah orang itu kembali ke rumahnya,  maka diamalkanlah nasehat Ibnu Mas’ud r.a itu. Dia segera mengambil wudhu’ kemudian di ambillah Al Qur’an, terus dia baca dengan hati yang khusyu’. Selesai membaca Al Qur’an berobahlah kembali jiwanya, menjadi jiwa yang tenang dan tentram, fikirannya jernih kegelisahannya hilang sama sekali.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes